ANALISIS
FILM "The True Cost"
TUGAS MANDIRI
Diajukan
untuk memenuhi salahsatu tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen
:
Tubagus
Wahyudi
Oleh :
Ermawati
Administrasi
Bisnis
Institute
Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI)
Jl.
Gudang No. 7 – 9 Kota Sukabumi 43112 Jawa Barat – Indonesia
Telp
(0266) 235717
www.imwi.ac.id
ANALISIS FILM “The True Cost”
Pada abad
ini, perkembangan jaman sudah sangat terlihat jelas. Hal tersebut dapat kita
lihat di berbagai penjuru dunia terutama di Negara - Negara maju dan
berkembang. Mereka menandakan perkembangan Negaranya dengan berbagai macam bentuk
dan salahsatunya adalah fashion. kita dapat mengambil contoh dari salahsatiu
film dokementer “The True Cost”, disitu dapat kita lihat bahwasanya banyak
sekali Negara berkembang yang dapat memberikan kontribusi besar dalam dunia
pakaian di Dunia, dan diantaranya adalah Negara berkembang Bangladesh.
Bangladesh
adalah salahsatu Negara berkembang yang terkenal sebagai Negara pembuat kain terbaik
se-dunia dalam segi kualitas. Oleh karena itu, kebanyakan orang yang
mengetahuinya tidak akan merasa aneh lagi apabila memperhatikan betapa banyak
Negara berkembang lain yang berlomba – lomba dalam melakukan kerjasama dengan
beberapa produsen kain di Negara Bangladesh tersebut.
Akan tetapi
dalam film tersebut dapat dilihat betapa mirisnya keadaan masyarakat yang
berada di sekitar industri kain tersebut. Mengapa ? karena, industri – industri
yang ada di Negara tersebut kurang memperhatikan lingkungan di sekitarnya. Selain
itu, dapat dilihat juga bagaimana perusahaan – perusahaan besar dalam industry pakaian tersebut
mengeksploitasi Negara – Negara berkembang untuk menghasilkan profit dengan
cara yang tanpa rasa kemanusiaan. Film ini memperlihatkan bagaimana manusia
telah menganggap bahwa penghargaan dan keterlibatan secara sosial bisa
didapatkan dari bagaimana kita bisa mengonsumsi sesuatu. Dan pakaian adalah
salah satu standard yang dianggap sebagai komunikasi dan level yang bisa
menaikkan derajat seseorang, sehingga pakaian justru bisa digunakan sebagai
poin utama dari bisnis yang bisa menghasilkan profit setinggi-tingginya dengan
mengeksploitasi pihak-pihak yang dianggap bisa ditekan, diperas, bahkan
diperbudak.
Perusahaan –
perusahaan industry tersebut melakukan berbagai cara agar keuntungan yang di
dapatkan lebih besar dan kesulitan dalam penanganan SDMnya semakin berkurang,
salahsatunya yaitu dengan cara industry kain tersebut mengurangi upah atau gaji karyawan. Minimnya upah yang
mereka terima tentu saja membuat mereka jauh dari kata sejahtera, dan yang
lebih parahnya lagi, mereka mengabaikan keselamatan para pekerjanya dengan menggunakan
fasilitas yang tidak layak huni seperti gedung. Kebanyakan dari industry – industry
kain di Bangladesh melakukan operasional perusahaannya di dalam gedung yang
sudah terlihat retak dan sebagainya yang akhirnya menjadikan suatu bencana
besar dengan menewaskan ribuan karyawan yang di dominasi karyawan perempuan
(karyawati) di prusahaan tersebut.
Jika contoh
kasus tersebut kita kaitkan dengan konsep “Green Marketing” maka akan berbalik.
Berikut pembahasan mengenai “Green Marketing” :
v Definisi dari green marketing yaitu melaksanakan konsep green
marketing dalam suatu perusahaan berarti memasukkan pertimbangan lingkungan
dalam semua dimensi aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan (Crane,
2000). Dalam literatur yang ada, konsep green marketing merupakan variasi
terminologi dari environmental marketing, ecological marketing, green
marketing, sustainable marketing, greener marketing (Prakash, 2002), dan societal
marketing (Kotler 2003).
Green Product atau yang biasa disebut dengan produk
yang berwawasan lingkungan adalah suatu produk yang dirancang dan diproses
dengan suatu cara untuk mengurangi efek - efek yang dapat mencemari lingkungan,
baik dalam produksi, pendistribusian dan pengkonsumsiannya. Hal ini dapat
dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang dapat didaur ulang.
Pemaparan dalam konsep Green Marketing tentu
sangat berbalik dengan keadaan yang ada di Bangladesh tersebut. Bagaiamana perusahaan
tersebut tidak menerapkan sama sekali apa yang menjadi konsep dari Green
Marketing yang ada. Seharusnya perusahaan – perusahaan yang bergerak di
bidang produksi kain lebih memperhatikan lingkungan agar wabah yang berasal
dari perusahaan mereka tidak berdampak buruk bagi lingkungan di sekitarnya.
Daftar Pustaka :
ΓΌ “Definisi
Green Marketing” di akses dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/5633/JATI%20WASLITO%20BAB%20II.pdf?sequence=3&isAllowed=y
pada tanggal 03 november 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar